Senin, Agustus 24, 2009

Hidup dan Matinya Hati

Pernahkah suatu kali Anda melihat ikan berada di atas tanah? Apakah yang terjadi pada dirinya saat itu? Anda akan mendapatkan ikan tersebut menggelapar- gelepar dan tidak bisa tenang. Bila keadaan itu berlangsung dalam waktu yang lama, bisa dipastikan ikan tadi akan mati. Dari ilustrasi di atas, pelajaran apa yang kira-kira bisa kita petik? Sesungguhnya ikan hanya akan bisa hidup jika ia berada dalam air. Ketika ia dikeluarkan dari komunitas hidupnya, ia tidak akan bisa bertahan hidup secara normal dan apabila itu berlangsung lama, ia akan mati. Dengan demik ian , ikan diciptakan untuk hidup di air. Begitulah lebih kurang penulis umpamakan kondisi hati manusia. Sesungguhnya Allah Swt menciptakan hati dan menjadikan sumber kehidupan dan ketenangannya adalah dengan mengenal Allah, mencintai-Nya dan selalu ingat pada-Nya. Dengan hal itu hati akan bisa hidup dan selalu bisa merasakan nikmat-nikmat Allah. Dengan hidupnya hati, ia akan memberi cahaya pada jalan-jalan kehidupan yang dilalui. Namun bila hati diletakkan pada dunia, cinta padanya dan dunia mendapat tempat di dalam hati, maka dipastikan hati tersebut tidak akan pernah bisa tenang dan tentram dalam arti yang sesungguhnya. Walaupun secara zahir nampak ketenangan dan kebahagiaan, tapi ia hanya bersifat sementara bahkan kesenangan yang menipu. Allah Swt berfirman: "Ketahuilah, bahwa dengan berdzikir kepada Allah, hati menjadi tenang." (QS. ar-Ra`du : 28) Ayat di atas telah menjelaskan pada kita bahwa hanya dengan berzikir pada Allah hati akan merasakan ketenangan, seperti halnya ikan akan bisa hidup tenang di dalam air. Ketika hati lalai dari mengingat Allah, ia akan selalu resah, gelisah, dan tidak pernah merasa tentram, seperti halnya juga bila ikan keluar dari komunitas hidupnya, ikan tersebut akan menggelepar- gelepar. Bila keadaan itu berlangsung lama, bisa dipastikan hati akan sakit dan pada akhirnya akan mati seperti m atin ya ikan. Hati yang hidup akan bisa mengambil pelajaran dan menerima petunjuk. Sebagaimana firman Allah Swt: "Al-Qur`an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup." (QS. Yasin : 69-70) Dan firman Allah Swt yang lain: "Sesungguhnya pada yang demik ian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati." (QS. Qaf : 37 ) Dalam sebuah haditsnya Rasulullah Saw menyampaikan, "Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dan yang tidak mengingat-Nya adalah seperti orang yang hidup dan yang mati." (HR. Bukhari ) dan Muslim meriwayatkan: "Perumpamaan rumah yang di dalamnya disebutkan Allah dan yang tidak disebutkan Allah di dalamnya adalah umpama orang yang hidup dan yang mati". Di hadits lain Rasulullah Saw menyebutkan, "Allah Swt berfirman, "Aku bergantung pada prasangkaan hamba-Ku pada-Ku, dan Aku bersamanya apabila ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku, apabila ia mengingat (menyebut)-Ku di kumpulan orang banyak, Aku akan menyebutnya di kumpulan yang lebih baik dari mereka. " (Muttafaq `Alaihi ) Hadits di atas menerangkan pada kita bahwa Allah Swt bergatung pada persangkaan hamba-Nya pada-Nya dan Dia selalu bersama hamba-Nya bila seorang hamba selalu ingat dan menyebut Allah Swt.. Siapakah d ian tara kita yang tidak ingin memiliki hati yang hidup? Hati yang akan selalu menjadi pendorong untuk ketaatan dan amal kebaikan. Namun kehidupan hati tidak akan bisa kita dapatkan, kecuali bila ia kita isi dengan ma`rifatullah, yang dengannya ia akan bisa merasakan ketenangan. Hati akan hidup bila ia selalu berada dalam samudera zikir ilahi, hati akan hidup bila ia diisi dengan cinta pada Allah Swt, dengan selalu menyebut-Nya dan merasakan kehadiran-Nya dimanapun kita berada. Semoga bermanfaat dan menjadi renungan kita bersama

Baca Selengkapnya......

Rabu, Juli 29, 2009

Ternyata rokok tak berbahaya

Tahukah kawan, bahwa rokok yang selama dicurigai sebagai pembunuh utama manusia ternyata keliru besar, karena justru aktivitas lainnya yang menjadi penyebab utama kematian bahkan hal ini sudah di uji cobakan sejak jaman nenek moyang kita dahulu kala, gak percaya....! ? silahkan simak kisah berikut ini : Ternyata Rokok Tak Berbahaya Banyak orang menghawatirkan bahaya rokok dan menakutinya, tapi setelah diselidiki oleh beberapa pakar dalam bidangnya ternyata rokok itu sama sekali tidak berbahaya. Kemudian para pakar sepakat untuk membuktikannya dengan mengambil dari beberapa hikayat pada zaman dahulu kala di mana pada waktu itu nenek moyang kitapun telah membuktikannya melalui beberapa percobaan, buktinya seperti cerita di bawah ini, dia tetap sehat walafiat. Untuk lebih jelasnya dapat dibuktikan lewat penemuan oleh beberapa dari ahli di bawah ini: Pada zaman dahulu kala, ada tiga orang dokter. Mereka selalu bersama kemana saja mereka pergi. Tapi ketiga-tiganya memiliki kegemaran berlainan. A. dr Jon Poni (suka main perempuan) B. dr Jon Joni (suka minum minuman keras) C. dr Jon Doni (suka segala jenis rokok) . Suatu hari ketiga sahabat ini berjalan jalan tanpa tujuan. Tiba-tiba ketiganya bertemu dengan sebuah ketel/kendi (seperti cerita Aladin). Lalu salah seorang mengambilnya lalu meng-gosok2kan ketel tersebut. Sejurus kemudian asap keluar dari corong ketel tersebut dan secara perlahan berganti menjadi satu makluk yang menyeramkan yakni sesosok jin yang ganas. Lalu jin tersebut tertawa: "Ha ha ha..." dan berkata "Akulah Jin Ifrit! Karena kamu telah membebaskan aku dari ketel itu maka aku akan tunaikan apa saja permintaan kamu sekalian. Ketiga sahabat yang pada mulanya panik dan takut menjadi gembira lalu termenung dan berpikir tentang peluang dan kemauan masing-masing yang mungkin hanya sekali mereka jumpai dalam hidup mereka. Lalu mereka memilih kemauan mengikuti kegemaran masing-masing. Berkatalah si A,"Aku mau perempuan-perempuan muda dari berbagai bangsa di seluruh dunia dan letakkan dalam sebuah gua tertutup dan jangan ganggu aku selama 10 tahun." Pufff ........!! dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaan si A. Berkata si B, "Aku mau semua jenis arak dari seluruh dunia untuk bekal selama sepuluh tahun dan letakkan dalam sebuah gua tertutup dan jangan ganggu aku selama 10 tahun." Pufff ......... !! dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaan si B. Berkata pula si C,"Aku mau semua jenis rokok dari seluruh dunia untuk bekal selama sepuluh tahun dan letakkan dalam sebuah gua tertutup dan jangan ganggu aku selama 10 tahun." Pufff .......... !! dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaan si C. Setelah genap 10 tahun, maka jin tersebut muncul kembali untuk membuka pintu gua masing-masing sebagaimana yang dijanjikan. Maka jin tersebut pergi membuka pintu gua si A, ketika dibuka maka keluarlah si A dengan keadaan kurus kering, berdiri pun tidak bisa karena tidak sanggup untuk menggerakkan lutut sebab hari-hari hanya memuaskan nafsu. Tiba-tiba si A pun jatuh ketanah lalu mati!! Setelah itu jin tersebut pergi ke gua si B, ketika pintu dibuka maka keluarlah si B dengan perut yang sangat buncit karena hari-hari mabuk-mabukan. Jalan pun terhuyung-huyung. Tiba-tiba si B pun jatuh ketanah lalu mati !! Setelah itu jin pergi ke gua si C dan membuka pintu gua. Tiba2 si C keluar dalam keadaan sehat walafiat dan terus MENAMPAR si jin. Sambil memaki si jin ia berkata: JIN GOBLOOOKK ....!!!! KOREKNYA MANA ...???!!! Safety Lesson-nya : "Rokok Tak Berbahaya sepanjang tidak ada koreknya"

Baca Selengkapnya......

Jumat, Juli 17, 2009

Derajat orang dalam berbicara

Berbicara amatlah mudah, hanya menggerakkan lidah tanpa harus mengeluarkan tenaga ataupun biaya, tetapi dampaknya amatlah luar biasa bisa mengukur derajat seseorang atau bahkan menentukan nikmat atau bencana dunia akherat. berkata kecuali yang benar, akurat, tak ada yang sia sia, bersih dari maksiat, tak melukai hati sarat dengan makna, penuh dengan ilmu, melimpah hikmah, runtut. Indah mudah dicerna, dan menggugah serta merubah menuju kebaikan siapapun yang tulus menyimaknya. Rahas ian ya adalah buah dari hati yang tulus jauh dari riya, hati yang tawadhu tak tersentuh sombong dan takabur, hati yang penuh kasih sayang bersih dari dengki dendam dan benci,..hati yang bersih.. bening. Dan pula selalu berhati hati, pandai membaca situasi, tepat memilih kata, jitu memilih waktu dan suasana, sehingga hanya manfaat dan manfaat yang bertabur, bila mendengar tutur katanya selalu benar. 4 Tingkatan Derajat orang yang berbicara : # DERAJAT MULIA -cirinya adalah bila berkata sarat dengan hikmah, tak sia sia, ilmu dan zikir, sehingga apapun yg dibicarakan niscaya membawa manfaat bagi siapapun yang mendengarkannya # DERAJAT ORANG BIASA -ciri khasnya adalah sibuk menceritakan peristiwa, heboh segala diceritakan bahkan terkadang lebih banyak bumbu penyedap berbau bohong, kata berhambur banyak tapi miskin dari arti dan makna, sayang memang banyak membuang waktu yang amat berharga tanpa membawa manfaat # DERAJAT ORANG RENDAHAN -cirinya adalah sibuk mengeluh, mencela, menghina, menggerutu, komentar negative untuk apa saja, sulit didengar kebaikan dari mulutnya.. inilah ciri-ciri orang berpenyakit yang mulai kronis h atin ya, akan merusak suasana dan menghancurkan amalnya sendiri serta tak disukai orang lain # DERAJAT ORANG DANGKAL - cirinya adalah sibuk menceritakan dirinya sendiri, jasa baiknya, kekayaannya, kedudukannya, amal amalnya tentu maksudnya agar dirinya dihargai, dipuji dan dihormati padahal yang terjadi adalah sebaliknya.. benar benar sebaliknya, hina dina tak berharga. naudzulbillahi min dzalik !!!

Baca Selengkapnya......

Senin, Juni 01, 2009

INSPIRASI ~ KEBERANIAN

INSPIRASI ~ KEBERANIAN (inspirasi dari sahabat) Suatu ketika seorang Indian muda, mendatangi tenda ayahnya. Di dalam sana, duduk seorang tua, dengan pipa panjang yang mengepulkan asap. Matanya terpejam, tampak sedang bersemadi. Hening. "Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok pagi?" tanya Indian muda itu memecahkan kesunyian disana. Mata sang Ayah membuka perlahan, sorot matanya tajam, memandang ke arah anak paling disayanginya itu. Kepala suku itu hanya diam. "Ya Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok? Lihat, aku sudah mengasah pisauku. Kini semuanya tajam dan berkilat." Tangan si kecil merogoh sesuatu dari balik kantung kulitnya. Sang Ayah masih diam mendengarkan. "Aku juga sudah membuat panah-panah untuk bekalku berburu. Ini, lihatlah Ayah, semuanya pasti tajam. Busurku pun telah kurentangkan agar lentur. Pasti aku akan menjadi Indian pemberani yang hebat seperti Ayah. Ijinkan aku ikut Ayah." Terdengar permintaan merengek dari si kecil. Suasana masih tetap senyap. Keduanya saling pandang. Terdengar suara berat sang Ayah, "Apakah kamu sudah berani untuk berburu? "Ya!" segera saya terdengar jawaban singkat dari si kecil. "Dengan pisau dan panahku, aku akan menjadi yang paling hebat." Sang Ayah tersenyum, "Baiklah, kamu boleh ikut besok, tapi ingat, kamu harus berjalan di depan pasukan kita. Mengerti?" Sang Indian muda mengangguk. Keesokan hari, pasukan Indian telah siap di pinggir hutan. Kepala suku, dan Indian muda, berdiri paling depan. "Hari ini anakku yang akan memimpin perburuan kita. Biarkan dia berjalan di depan." Indian muda itu tampak gagah. Ada beberapa pisau yang terselip di pinggang. Panah dan busur, tampak melintang penuh di punggungnya. Ini adalah perburuan pertamanya. Si kecil berteriak nyaring, "ayo kita berangkat." Mereka mulai memasuki hutan. Pohon-pohon semakin rapat, dan semak semakin meninggi. Sinar matahari pun tak leluasa menyinari lebatnya hutan. Mulai terdengar suara-suara dari binatang yang ada disana. Indian kecil yang tadi melangkah dengan gagah, mulai berjalan hati-hati. Parasnya cemas dan takut. Wajahnya sesekali menengok ke belakang, ke arah sang Ayah. Linglung, dan ngeri. Tiba-tiba terdengar beberapa suara harimau mengaum. "Ayah...!!" teriak si kecil. Tangannya menutup wajah, dan ia berusaha lari ke belakang. Sang Ayah tersenyum melihat kelakuan anaknya, begitupun Indian lainnya. "Kenapa? Kamu takut? Apakah pisau dan panahmu telah tumpul? Mana keberanian yang kamu perlihatkan kemarin?" Indian muda itu terdiam. "Bukankah kamu bilang, pisau dan panahmu dapat membuatmu berani? Kenapa kamu takut sekarang? Lihat Nak, keberanian itu bukan berasal dari apa yang kau miliki. Tapi, keberanian itu datang dari sini, dari jiwamu, dari dalam dadamu." Tangan Kepala Suku menunjuk ke arah dada si kecil. "Kalau kamu masih mau jadi Indian pemberani, teruskan langkahmu. Tapi jika, di dalam dirimu masih ada jiwa penakut, ikuti langkah kakiku." Indian muda itu masih terdiam. "Setajam apapun pisau dan panah yang kau punya, tak akan membuatmu berani kalau jiwamu masih penakut. Sekuat apapun busur telah kau rentangkan, tak akan membuatmu gagah jika jiwa pengecut lebih banyak berada di dalam dirimu." "...Aauummmm. " Tiba-tiba terdengar suara harimau yang mengaum kembali. Indian muda kembali pucat. Ia memilih untuk berjalan di belakang sang Ayah. *** Keberanian. Apakah itu keberanian? Keberanian bukanlah rasa yang dimiliki oleh orang yang menganggap dirinya memiliki segalanya. Keberanian juga bukan merupakan rasa yang berasal dari sifat-sifat sombong dan takabur. Keberanian adalah jiwa yang berasal dari dalam hati, dan bukan dari materi yang kita miliki. Keberanian adalah sesuatu yang tersembunyi yang membuat orang tak pernah gentar walau apapun yang dia hadapi. Saya percaya, keberanian bukan berasal dari apa yang kita sandang atau kita miliki. Keberanian bukan datang dari apa yang kita pamerkan atau yang kita punyai. Tapi, teman, keberanian adalah datang dari dalam diri, dari dalam dada kita sendiri. Keberanian adalah sesuatu yang melingkupi perasaan kita, dan menjadi bekal dalam setiap langkah yang kita ayunkan. Teman, mungkin saat ini kita diberikan banyak kemudahan, dan membuat kita merasa cukup berani dalam menjalani hidup. Kita mungkin dititipkan kelebihan-kelebihan dan membuat kita takabur bahwa semua masalah akan mampu di hadapi. Mungkin saat ini kita kaya, rupawan, berpendidikan tinggi, dan berkedudukan bagus, tapi apakah itu bisa menjadi jaminan bahwa kita akan selamanya dapat menjalani hidup ini? Apakah itu akan selamanya cukup untuk menjadi bekal kita dalam "perburuan" hidup ini? Jadilah Indian muda yang tetap melangkah, dengan jiwa pemberani yang hadir dari dalam hati, dan BUKAN dari pisau dan panah yang telah diasah. Jadilah Indian muda yang tak pernah gentar mendengar suara harimau, sekeras apapun suara itu terdengar. Jadilah Indian muda yang tetap yakin dengan pilihan keberanian yang ia putuskan. Jangan gentar, jangan surut untuk melangkah.

Baca Selengkapnya......